Selasa, 12 Februari 2013

Abbas bin Abdul Muthalib


Abbas bin Abdul Muthalib
kisah teladan sahabat nabi

        Nama sebenarnya adalah Abbas binAbdul Muthalib bin Hasyim. Abbas bin Abdul Muthalib adalah paman sekaligus Sahabat dari Nabi Muhammad. Keturunan dari Abbas-lah yang menjadi golongan khalifah yang pernah berkuasa di Baghdad. dengan nama panggilan Abu Fadhel, ia termasuk pemukan Quraisy baik semasa jahililliyah maupun setelah Islam, ia memeluk Islam sebelum Hijrah secara diam diam dan tetap berdiam di Makkah guna dapat mengirimkan berita tentang kaum Musryikin kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dia sempat mengikuti perang Hunain bersama Rasulullah dan termasuk pertahanan yang paling kuat, ia ikut rombongan Anshar dalam Baiat Akabah. Ia adalah paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam dan salah seorang yang paling akrab dihatinya dan yang paling dicintainya. Karena itu, beliau senantiasa berkata menegaskan, “Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku.“.
Abbas adalah seorang yang cerdas dan diplomatis. Walau tidak secara terang-terangan seperti Abu Thalib, ia juga melakukan pembelaan terhadap Nabi SAW dan Islam. Di awal kelahiran Islam, ketika Abu Dzar al Ghifari untuk pertama kalinya meneriakkan kalimat tauhid, yakni syahadat di Masjid al Haram, dan kaum kafir Quraisy menghajarnya habis-habisan, tak ada seorangpun yang berani membelanya. Tampillah Abbas dan ia berkata diplomatis, "Wahai orang Quraisy, dia adalah orang dari Suku Ghifar. Dan kalian semua adalah kaum pedagang yang selalu melewati daerah mereka. Apa jadinya jika mereka tahu kalian telah menyiksa anggota keluarganya??" Karena perkataan Abbas ini, kaum kafir Quraisy ini melepaskan Abu Dzar. Abbas terkadang menyertai Nabi SAW ketika beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada kaum pendatang yang sedang melaksanakan haji Makkah. Puncaknya adalah pada saat terjadinya Bai'atul Aqabah yang kedua dengan penduduk Yatsrib (Madinah), yang akhirnya menjadi tonggak awal kemenangan Islam di jazirah Arab.
Abbas adalah saudara bungsu ayah Nabi SAW, Abdullah bin Abdul Muthalib. Menurut sejarah, ia dilahirkan tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Makkah. Ibunya, Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Pada waktu Abbas masih anak-anak, ia pernah hilang. Sang ibu lalu bernazar, kalau putranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tak lama kemudian, Abbas ditemukan, maka ia pun menepati nazarnya itu. Abbas kemudian menikah dengan Lubabah binti Harits, juga dikenal dengan sebutan Ummu Fadhl, yang dalam sejarah Islam menjadi wanita kedua yang masuk Islam. Lubabah masuk Islam pada hari yang sama dengan sahabatnya, Khadijah binti Khuwailid, yang tidak lain adalah istri Muhammad SAW.  Pada tahun-tahun awal perjuangan Nabi SAW menyampaikan dakwah Islam, Abbas selalu melindungi Rasulullah dari orang-orang Quraisy yang hendak mencelakakan beliau. Walaupun pada saat itu, ia sendiri belum masuk Islam. Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang Islamnya Abbas. Ada yang mengatakan, sesudah penaklukkan Khaibar. Ada yang mengatakan, lama sebelum Perang Badar. Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib, Abbas tetap tinggal di Makkah, mendengarkan berita Rasulullah dan kaum Muhajirin, dan mengirimkan berita-berita kaum Quraisy, hingga berkecamuknya Perang Badar. Ketika Rasulullah SAW wafat, Abbas merupakan orang yang paling merasa kesepian atas kepergiannya itu. Abbas hidup terhormat di bawah pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq maupun pada masa kepemimpinan Umar bin Khathab.


masih banyak kisah para sahabat nabi yang dapat kita jadikan contoh dalam kehidupan kita, selengkapnya  silahkan baca disini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar