Senin, 11 Februari 2013

Abu Bakar As-Siddiq


Abu Bakar As-Siddiq
kisah teladan sahabat nabi

        Banyak pelajaran yang akan kita peroleh, bagaimana disiplin yang diajarkan Nabi dipertahankan oleh para sahabat, bagaimana Abu Bakar, Umar, dan Khalid sebagai jenderal yang jenius dan yang lain dapat berjaya, patuh dengan penuh disiplin kepada Nabi. Setelah Nabi wafat kepemimpinan dipegang Abu Bakar dengan kepatuhan dan disiplin yang tetap dipertahankan,
                Abu Bakar bin Abu Quhafah, turunan bani Taim bin Murrah, bin Kaab, bin Luai, bin Kalb Al-Qurasyi. Pada Murrah bertemulah nasabnya dengan Rasul. ibunya Ummul Khair Salma binti Sakhr bin Anrir, turunan Taim bin Murrah juga . Dia lahir pada tahun kedua dari tahun gajah, jadi dua tahun lebih tua Rasulullah daripadnya. Sejak muda Abu Bakar telah dikenal dengan budi luhurnya yang tinggi dan perangai- nya yang terpuji. Dia sanggup menyediakan segala bekal rumah- tangganya dengan usahanya sendiri. Sebelum Rasulullah diutus, persahabatan mereka sudah bersahabat juga. Tatkala telah ditetapkan beliau menjadi Nabi, maka Abu Bakarlah laki-laki dewasa yang mula-mula sekali mempercayainya. Rasulullah paling sayang dan cinta kepada sahabatnya itu, kerana dia merupakan sahabat yang setia dan hanya satu-satunya orang dewasa tempatnya mesyuarat di waktu pejuangan dengan kaum Quraisy sangat hebatnya.
Abu Bakarr.a. merupakan orang yang cerdas, mudah mengerti dakwah yang disampaikan Rasulullah Saw sehingga dia pun cepat membenarkan dan meyakini apa yang dikatakan beliau Saw dan masuk Islam. Ibnu Hisyam (idem, hal 252) mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:
Tidaklah aku mengajak seseorang kepada Islam melainkan dia tidak langsung menjawab, masih pikir-pikir, dan masih ragu-ragu, kecuali Abu Bakar bin Abi Quhafah. Tatkala aku berbicara dengannya, dia tidak menunda-nunda (pembenarannya) dan dia tidak ragu-ragu.”.
Pada suatu hari, Abu Bakar r.a duduk di sisi Rasulullah saw dengan menggunakan jubah yang lusuh, tua, dan robek-robek, bahkan hingga pinggir-pinggirnya disambung dengan pelepah kurma dan ranting pepohonan. Kemudian Jibril as turun kepada mereka dan berkata, “ Wahai Muhammad, mengapa Abu Bakar mengenakan jubah dengan kayu-kayu?”
Maka Rasulullah saw menjawab pertanyaan itu,”Wahai Jibril, ia telah menginfaqkan semua hartanya untukku sebelum kejadian fathu Mekkah”. Kemudian Jibril as kembali berkata,”Allah memberikan salam kepadamu dan memerintahkan aku bertanya kepadamu, apakah kamu ridha denganKu dengan kondisi kemiskinanmu ini ataukah kamu merasa marah?”
Mendengar perkataan jibril itu, Rasulullah saw berkata kepada Abu Bakar,”Wahai Abu Bakar, Allah memberikan salam kepadamu dan bertanya kepadamu, apakah kamu ridha denganku dengan kondisi kemiskinanmu ini ataukah kamu merasa marah?” Maka Abu Bakar r.a menjawab pertanyaan Rasulullah itu dengan suara yang dipenuhi rasa cinta yang meluap-luap, “Bagaimana aku bisa marah dengan Tuhanku?” setelah itu ia melanjutkan kata-katanya, “ Aku merasa ridha dengan ketentuan Tuhanku….Aku merasa ridha dengan ketentuan Tuhanku……Aku merasa ridha dengan semua ketentuan Tuhanku”.


masih banyak kisah para sahabat nabi yang dapat kita jadikan contoh dalam kehidupan kita, selengkapnya  silahkan baca disini 

5 komentar:

  1. Terimakasih gan atas infonya yang bermanfaat ini, visit balik ya http://shalat-wajib-fardlu.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. Terimakasih gan atas infonya yang bermanfaat ini, visit balik ya http://shalat-wajib-fardlu.blogspot.com/

    BalasHapus